Industri galangan kapal nasional memiliki peran sangat penting di dalam
mendukung perekonomian di sektor transportasi laut, bahkan menjadi salah satu komponen penting di dalam menciptakan kemandirian dan kedaulatan dunia maritim Indonesia. Namun perkembangan industri
ini sangat lambat, bahkan semakin sulit bersaing di tengah-tengah iklim
persaingan global yang semakin ketat. Berbagai kebijakan pemerintah selama ini
belum mampu
membuat industri galangan kapal nasional berkembang. Pemberlakuan Asas Cabotage sejak tahun 2005 merupakan peluang
untuk bangkit dan mendapatkan pesanan kapal baru yang sangat banyak dari pasar
domestik. Kenyataannya, penggantian armada asing dilakukan melalui pembelian
kapal bekas dari luar negeri dan pengalihan bendera asing, yaitu mencapai sekitar 7000 unit kapal selama 9 tahun usia Asas Cabotage. Salah satunya karena
keterbatasan kapasitas dan tingkat produktivitasnya yang rendah, akibat
keterbatasan fasilitas dan teknologi produksi yang masih konvensional. Hasil kajian saya mengenai kondisi dan potensi galangan kapal nasional, serta hasil analisis daya saing industri menunjukkan bahwa, satu-satunya strategi pengembangan
industri yang mampu membuat industri kapal nasional berdaya saing dengan cepat
adalah dengan melakukan tiga pilar pengembangan secara terintegrasi, yaitu:
standarisasi tipe dan ukuran kapal domestik, klasterisasi dan revitalisasi
galangan kapal nasional, dan pengembangan industri komponen kapal di
dalam negeri. Dengan standarisasi kapal domestik, galangan kapal nasional dapat
memproduksi kapal dengan tingkat produktivitas tinggi melalui penerapan
teknologi dan manajemen produksi moderen. Standarisasi ini juga akan memberi
kemudahan dan biaya yang lebih ekonomis di dalam pengoperasian, pemeliharaan, dan perbaikan
dari armada-armada tersebut, serta akan mendorong tumbuh dan berkembangnya industri komponen lokal, dimana selama ini masih impor sekitar 70-80 persen dari total nilai komponen pada pembangunan kapal baru di dalam negeri.
Sharing information and discussion on various maritime technology related aspects and strategic management issues in maritime business, including ship design and production, shipyard business and operation, and other related issues in shipbuilding industry development.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Kapal berbahan fiberglass memiliki peran penting di dalam menunjang transportasi laut nasional khususnya di wilayah pantai. Kapal jenis ...
-
Kapal berbahan fiberglass atau Fibreglass Reinforced Plastics (FRP) mem iliki beberapa keunggulan diba...
-
Bercermin dari Galangan Kapal China? Apa kekurangan Industry Galangan kapal kita? Kapan Kita bisa berbenah? Apa yang mesti dilakukan? ...
-
S ebagai Negara kepulauan , angkutan laut di Indonesia memiliki peran yang amat penting dimana sekitar 80 persen angkutan barang domest...
-
Hasil survei saya di Bitung tgl 30-31 Maret 2011. Bitung & sekitarx potensial utk terus dikembangkan, perairan ckp dlm, tenang, dan pr...
-
Munculnya wacana pelarangan beroperasinya kapal-kapal penumpang berbahan fiberglass, sebagai respon atas terjadinya beberapa kecelakaan kap...
-
Selamat bergabung dan sharing di Blog ManPlus2000. Semoga bermanfaat.
-
Rapat kordinasi Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo dengan sejumlah menteri lainnya di Kementerian Perindustrian tan...
-
Kinerja BUMN galangan kapal semakin terpuruk, hanya satu diantara 4 BUMN galangan yang memilki kinerja cukup baik. Data terakhir tahun ...
-
Industri galangan kapal nasional memiliki peran sangat penting di dalam mendukung perekonomian di sektor transportasi laut, bahkan menj...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar